"Mm? Hujan? Tak dengar pun..."
Yakah...kalaulah awak dikurniakan telinga yg mampu mendengar hati sy, sy yakin, awak takkan pedulikan hujan malam itu...apalah sgt gerimis malam itu kalau hendak dibandingkan dgn suara tangisan hati. . .
SATU HARI NANTI, sy akan berdiri semula...
...terus berdiri,
...terus menanti,
...terus di sini,
...berada di hati. . . .
Kata-kata setajam pisau. Itu yg sy pernah dengar...kini sy dapat rasakannya. Ada benarnya peribahasa itu.
Setajam pisau...yakah.
Ya Allah, sakitnya. . . . . .
*****
Panasnya...entah mengapa, terasa bahangnya...kan waktu malam, kan sekarang ni hujan. Awak, kenapa panas... Mm, mungkin di situlah bermulanya demam...
Ah, hujan dah pun berhenti...
Agak-agak hatiku bila lagi...
Mungkin esok...mungkin lusa...
Mungkin sampai bila-bila...
Sehingga saat ini, aku masih dpt rasakan pisau yang bermata...
Yang lahir drpd kata-katanya...
Setajam pisau...
Ya Allah, sakitnya...sangat-sangat. . . . .
Sunday, April 18, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
agaknya benar apa orang kata bahawa, tajamnya lidah sesorang itu amat menusuk ke dalam hati dan jiwa..
ReplyDeleteKata-kata tajam itu umpama pisau yang membunuh sesuatu perhubungan..
~ Dengan badan yang tidak sehat, jaga la diri dan makan la ubat.. semoga sihat selaloo~